Meja Kantor Berdebu

Pulau Dewata jadi tempat lanjutan liga pada seri selanjutnya. Super Elja turut berlaga, berebut poin dengan kontestan lain. Pertandingan pertama di putaran kedua berbuah hasil menyenangkan bagi PSS dan pendukungnya. Build up dari belakang mengalir nyaman ke lini tengah, Misba dan Mila berlarian di sana sebelum penyelesaian akhir oleh Eeng. Kemenangan telak dengan taktik yang beda dari sebelumnya didapat meski lawan tim juru kunci, dari hasil tersebut bisa dilihat PSS lebih menjanjikan dari putaran pertama.

Laga-laga berikutnya, rentetan hasil buruk menjadi catatan PSS. Posisi di tangga klasemen menjadi sulit dan tidak aman. Umpatan-umpatan tak menyenangkan terlontar dari pendukung. Suara yang mungkin tak terantar ke siapapun yang kini bekerja di tubuh Super Elja. Terhempas angin pelabuhan.

Laga demi laga dijalani, ucapan sebelum laga adalah optimisme-optimisme manis yang mengagumkan, rencana A, B, C dan D dan kita optimis untuk menatap laga selanjutnya. Bagaimana selanjutnya?

Ball possesion jawabannya, oper kiri masuk tengah, yang depan ternyata tidak begitu mewah. Sekali kesempatan, titik putih sudah didapatkan, tapi ternyata Wander Luiz juga hanya seperti orang tak bangga pakai jersey PSS Sleman.

Payah. Penggawa tak sedikitpun terlihat berjuang saat berkostum Super Elja. Panji Sembada tak tertanam dalam dada, harga diri Super Elja jadi taruhannya.

Khidmatnya Sampai Kau Bisa sebelum laga juga tak membakar sedikitpun perjuangan di lapangan. Pendukung mulai tak nyaman dengan template konten media sosial klub. Tiga poin lagi-lagi yang dapat menjadi jawaban, namun hasil baik tak kunjung tiba. Hingga pekan terakhir liga, pendukung belum benar-benar bisa merayakan kemenangan.

Jurang semakin terlihat, namun awak bus belum merasa rem pantas diinjak. Urgensi belum dibutuhkan bagi yang menjabat. Menunggu terjatuh sebelum menekan tombol SOS adalah konklusi yang sepertinya nyaman untuk mereka. Penumpang mana yang nyaman di kursi duduknya mengetahui pilotnya menggenggam botol gepeng sebelum keberangkatan. Yang di kantor punya jawaban yang kita tak tahu. Semoga saja menyelamatkan.

Laga-laga selanjutnya, umpat-umpat kesal yang ada ucap harap terdampar di laga versus Barito, kekesalan yang hanya sampai sosial media. Bapak-bapak yang terhormat, PSS diputer-puter, pusing sendiri sampai lupa jebol gawang lawannya, mau “haha” atau “kita optimis untuk laga selanjutnya” atau “pemain sudah bermain baik” ya?

Dewan-dewan terhormat, kalian semua gila hormat? Atau kalau begini kita siap atau sate kambing siang hari lebih nikmat atau yang lainnya sedang dewan penasihat dan pembina mungkin tak tau PSS sedang berlaga. Mungkin juga sedang banyak kesibukan dan rapat-rapat dadakan tak terduga. Atau mungkin silakan kalian berharap saja pada Dewi Fortuna.

 

(Caranglaksita)

Recent Posts

Social Media