Polo shirt jadi sejak pagi. Kabar mengalir segera ke rekan-rekan yang ikut untuk berkumpul secepatnya, bolos kerja dan studi jika perlu. Perwakilan-perwakilan kelompok mulai merapat lepas jam makan siang. Cerah sumringah di pipi orang-orang yang bergerombol sejak dari parkiran. Sebab inilah kali pertama:
Kaos bergambar elang menggebrak kebiasaan-kebiasaan lama di tanah sembada, dua puluh ribu lebih mahal dari standar harga biasanya. Cemooh hadir sejak pertama kali diumumkan penjualan, ambil untung terlalu banyak kata mereka. Heran, tak sedikit ternyata yang masih keras kepala ikut proses produksi. Penjelasannya lugas dan terus terang, kelebihan harganya akan jatuh untuk tim sepakbola kabupaten Sleman yang sedang minim penonton karena prestasi sedang buruk; masih kesusahan bangkit sejak tidak lagi bertarung di kasta pertama, ditambah lepasnya APBD juga trauma gempa.
4 Februari 2011,
Sebelum latihan sore, beberapa orang yang ikut dalam perhelatan kaos mahal berkumpul di lantai atas tribun biru stadion Maguwoharjo. Membawa setumpuk polo shirt lengkap dengan bordir inisial nama dan nomor punggung di bagian dada. Niatannya tidak lain hanya untuk menyerahkan kelebihan keuntungan produksi kaos kepala elang untuk seluruh tim PS Sleman. Tidak banyak yang bisa diberikan, bukan bonus berjuta-juta untuk setiap pemain, bukan set sepatu bola baru untuk mereka, bukan yang mewah-mewah dan muluk-muluk. Para pemain dikumpulkan oleh ofisial sebelum latihan. Kami menyerahkan secepatnya bingkisan yang kami bawa, Deni Tarkas menerima dengan senyum. Para suporter mulai bernyanyi dan membakar flare di lantai atas sementara pemain-pemain turun ke lapangan memulai latihan.
Tak ada langkah pertama yang terlalu lebar dijangkah. Perjalanan selalu dimulai dari belajar jalan yang timik-timik, kadang jatuh, tersandung, memar, mengoreng, kering, dan lanjut berjalan lagi.
Beberapa hari berselang, PS Sleman berangkat menuju pertandingan di Papua. Seluruh isi tim terpotret di lobi bandara, mengenakan polo shirt tempo hari untuk keberangkatan mereka.
Tak ada penyesalan sejak hari pertama.
PS Sleman, kami bersamamu.
Dan akan terus begitu.
(Tonggos)