Di sisa musim yang kelihatannya gelap, Super Elja tampak seperti burung besi yang kehilangan arah. Ia terhempas ke dasar, ranting yang patah membuatnya terseok di peringkat bawah klasemen. Musim ini, selain hasil buruk yang tertulis tebal dalam catatan, PSS Sleman menghadapi krisis identitas dan ketidakjelasan arah klub, baik secara teknis maupun manajerial. Alhasil, PSS Sleman berada di titik nadir.
Perekrutan pemain asing yang seharusnya menjadi tulang punggung performa justru menjadi beban. Di segala lini, nama-nama yang didatangkan tak pernah benar-benar menjawab kebutuhan tim. Mereka datang seperti tamu hotel-tidak peduli dengan klub, ala kadarnya, dan bakalan pergi tanpa memberi kesan. Saat tim lain sibuk menambal celah dengan amunisi lokal berkualitas di jeda musim, manajemen PSS selalu pasif. Hanya menonton dan membual, tanpa memperkuat kerangka tim yang sudah rapuh sejak awal. Keparat, kataku. Tim ini akhirnya hanya bermain dengan kedalaman skuat yang cacat. Jawaban dan hasilnya langsung nyata, 8 kali kekalahan dalam 9 pertandingan. Lalu, ujung musim mulai terlihat saat waktu berputar semakin cepat.
Evaluasi setelah pertandingan juga jadi omong kosong belaka. Tak pernah ada kejelasan arah perbaikan, tidak pernah ada pesan kuat dari manajemen secara terbuka pada fans tentang bagaimana tim akan keluar dari jurang. Ketika kritik datang dari fans, jawaban yang muncul adalah kehadiran “pion-pion” yang hanya menjadi peredam, bukan solusi. Tak pernah ada pertanggungjawaban terbuka, adanya pernyataan normatif dari wajah-wajah yang tak punya kuasa membuat keputusan.
Kondisi tim juga tak pernah ada proses yang konsisten, rotasi pemain akhirnya menjadi pilihan terpaksa, bukan strategi. Tim ini seolah dibiarkan berjalan dalam kabut, tanpa cahaya dan tanpa arah. Kini, hanya harapan samar yang tersisa, bahwa burung besi ini belum benar-benar jatuh, hanya tersesat, dan masih mungkin menemukan cara terbang.
Mungkin bukan lawan yang terlalu kuat, tapi memang pemain tak punya daya juang. Mereka hanya bermain, tapi tak pernah benar-benar bertarung.
Dan Maguwoharjo yang bakal bergemuruh dalam detak cemas, semoga tidak meninggalkan jejak-jejak luka yang dalam.
Ditulis oleh: Pandhus
Poster: Bangun