Disclaimer: tulisan ini adalah refleksi lebih dalam Pandhu pada Elang Jawa yang tak hanya cantik rupa, lebih dalam lagi ia membaca bagaimana siklus elang hidup dan sejauh mana itu tercermin pada PSS. Kredo “taat pada proses dan setia pada tujuan” sendiri adalah kutipan dari kalimat Kartogeni yang dituturtinularkan malam tadi.
“Karena hasrat ketabahan yang bagai burung elang itu, PSS taat pada proses dan setia pada tujuan.”
Sejak muda elang sudah hidup keras, sebab ia harus menjadi kuat untuk bertahan atau habis dimangsa musuh. Kepakan sayap yang agung mesti dimulai dari langkah-langkah kecil, paruh yang kuat didapat setelah melalui hal-hal menyakitkan. Seperti elang di fase ini, PSS dengan senang hati selalu bersicepat dengan tenggat dan bergegas melakoni berbagai agenda. Di hadapan para penggiat, cita-cita dilantunkan dengan penuh khidmat seraya mengepalkan tangan penuh keyakinan. Iklim sepak bola dibangun melalui kompetisi internal yang berjalan. Pemain lokal potensial kemudian mengisi pos demi pos tubuh Elang Jawa. Buah yang matang berhasil dipetik dengan prestasi mentas di kasta tertinggi era Bank Mandiri.
Elang adalah spesies unggas yang beda dari lainnya, ia justru terbang mencari ketinggian dan angin yang kencang karena pada posisi itulah elang mengistirahatkan sejenak sayap-sayapnya dari gerakan mengepak. Dari ketinggian yang demikian pula barulah mata tajam dan paruh kuatnya bekerja mencari musuh yang akan diterkam. Seni bertahan hidup ini dapat dimaknai sebagai proses perkembangan, PSS selalu tampil ganas di masa ligina berformat dua wilayah. Ketegasan melangkah dan lelah yang dihiraukan berakhir apik menjadi catatan sejarah.
Bagi spesies rupa elang, waktu tak ubahnya adalah cacahan piramid yang bernama hari, bulan, dan tahun. Menjalani nasib dengan terukur dan terstruktur, dari situlah pencapaian selama hidup dapat ditakar, akan menjadi penuh dengan hal indah atau sia-sia. Toh ketika sudah ada persiapan-persiapan yang tertata rapi untuk menjalani hari berikutnya, bisa saja tak sesuai rencana. PSS mengalami hal demikian saat bencana alam mendatangi daerah ini pada waktu silam. Dari semula berada di tinggi angkasa, PSS harus menepi ke lereng gunung lagi, melatih paruh dan sayapnya lagi untuk kemudian mengudara kembali.
Saat berusia hampir separuh abad elang harus berhadapan dengan dua pilihan, mati atau mendapatkan kesempatan hidup kembali. Pada fase ini elang harus merasakan sakit yang tak terbelaskan, mencopoti sendiri paruh dan cakar-cakarnya. Pun momen ini harus dilakukan dengan tenang, penuh pertimbangan dan bertaruh nyawa. Butuh waktu cukup lama untuknya agar mendapatkan kesempatan hidup kali kedua.
Elang adalah simbol ketegaran sekaligus ketabahan, tegar bak hiu di samudera luas dan beringas serupa raja hutan belantara. Elang terbang selalu fokus dan tegas mengejar target, disertai rapalan harapan ia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk bertahan hidup. Banyak tragedi yang mewarnai kiprah PSS: kekecewaan, kegembiraan, kemarahan adalah bagian perasaan dari sepak bola itu sendiri. Butuh lebih dari satu dasawarsa baginya untuk kembali mentas di level nusantara paling atas, dan awal dari pencapaian besar pasti dimulai dari langkah-langkah kecil. PSS paham betul akan proses itu, bersikap tenang menghadapi masalah sembari menggali energi positif dari masalah itu.
Jika saja PSS tak pernah belajar dari bermacam rupa kegagalan pasti akan kelimpungan memenuhi tenggat dan bakal kepayahan mengikuti jadwal yang memang bikin megap-megap. Kini PSS hafal betul cara bersenang-senang, penggiat Super Elja bahkan punya prinsip bahwasanya dengan melihat ia terbang tinggi menjadikan hidupnya lebih berarti. Semoga di tubuhnya -dalam hal ini PSS tentu saja- tak ada lagi hal tak berguna, segala rangka mesti ada faedah dan tujuan baiknya. Sayap-sayapmu selalu menaruh harap atas apa yang akan kamu lalui, untuk sejarah dan kemenanganmu. Mungkin kemenangan bukan satu-satunya tujuan, namun di jagat dunia yang diterpa persaingan ini perjuangan untuk menang menjadi satu-satunya ukuran.
Elang akan terus menikmati hidup terbang setinggi-tingginya dan semoga kita tetap bisa menikmati langgam hidup PSS bersama orang-orang di samping kita.
Pandhus,
November 2019