Kemenangan Sudah Pasti Datangnya

Setelah berpuasa satu bulan penuh, akhirnya hari yang dinanti tiba. Tanpa perdebatan panjang hari ini atau mundur sehari. Sekalipun ada toh tetap tidak jadi perkara karena setiap umat yang merayakannya menyambut hari kemenangan setelah berpuasa satu bulan lamanya. Hari yang dinantikan itu tidak pernah pergi, sekalipun dirayakan dengan cara yang berbeda. Beberapa tempat tidak mengadakan sholat Ied berjamaah, bahkan selama puasa sholat Tarawih juga dilakukan di rumah. Bagaimanapun situasinya yang tidak lagi sama, hari kemenangan tetap akan datang dan dirayakan hari ini. Dirayakan dengan harapan akan berjumpa hari kemenangan berikutnya di tahun depan.

Membayangkan bulan Ramadhan kali ini, aku menarik benangnya jauh ke sepakbola. Untuk apa mengharapkan kemenangan jika hari itu sudah pasti akan datang? Kenapa lagu-lagu bergema sepanjang pertandingan dengan ratusan kali ucap “menang”, “kalahkan”, “juara” toh seperti Ramadhan, hari kemenangan pasti datang tidak jauh dari hari ini. Aku belum pernah menemui satu tim yang sama sekali belum pernah menang sejak mereka bersepakat memainkan sepakbola. Dalam lebel apapun, tim sepakbola pernah merasakan satu kemenangan dalam perjalanan kulit bundarnya. Kemungkinan, bayangku, adalah kita terjebak di tujuan yang keliru. Memang benar sepakbola ditakdirkan untuk menentukan siapa yang lebih unggul di peluit akhir, tetapi jika tidak terwujud hari ini, maka hari lain masih ada. Toh sepakbola tidak akan mati rasaku.

Kita terjebak di kemenangan yang haus kita dapatkan sementara lupa bagaimana kemenangan itu seharusnya dimenangkan. Para analis sepakbola seharusnya tidak perlu susah mengumpulkan data statistik, analisis strategi, dan video-video cuplikan gol yang dahsyat jika skor akhir adalah satu-satunya hal yang utama di sepakbola. Ternyata buatku lebih penting bagaimana gol itu tecipta daripada gol itu sendiri. Apakah ia melalui proses latihan yang disiplin? Apakah sprint di flank kiri bisa terjadi karena pola makan dan gizi yang dijaga oleh pemain? Atau apakah umpan lambung super akurat itu diramalkan lewat latihan-latihan harian yang menyita waktu? Hal-hal semacam itu buatku lebih penting dari sekedar angka 1-0 di papan skor. Bagaimana sebuah klub mempersiapkan kemenangan buatku menjadi sangat masuk akal diperjuangkan karena inilah yang membuat satu klub kecil bisa mengalahkan raksasa sepakbola salam sebuah pertandingan tidak terduga. Brian Clough mempersiapkan Derby County sedemikian disiplin hingga mereka bisa mengejar Leeds United yang kala itu mendominasi liga utama britania. Bahkan klub kepala kambing yang miskin ini akhirnya menjuarai liga menggeser si juaa bertahan yang berlatih asal-asalan.

Jika benar ada yang namanya nasib, aku tidak percaya bahwa ia ditentukan dari satu flip koin. Menurutku nasib baik, sebagaimana nasib buruk, ditentukan dari bagaimana manusia mempersiapkan hari-hari penting dalam hidupnya. Seperti halnya di sepakbola. Kemenangan dipersiapkan jauh-jauh hari lewat latihan yang jeli; entah itu strategi atau skill individu para pemainnya. Kemenangan tidak terjadi dengan membiarkan ai kulit bundar menggelinding saja di 2×45 menit tanpa usaha. Seperti perdebatan yang dulu kerap terjadi apakah Idul Fitri jatuh besok atau hari ini. Tidak terlalu penting tanggal yang mana karena toh tetap akan terjadi hari ini atau hari lalu. Bukankah lebih penting melihat bagaimana kita mempersiapkan tibanya hari kemenangan itu? Lancarkah puasamu? Atau cukupkah sedekahmu? Sama seperti, sungguh-sungguhkah latihanmu? atau banggakah kamu di lapangan beradu?

 

Tonggos,

Mei 2020

Recent Posts

Social Media