Stop Crying Your Heart Out

Udara sedang tidak bersahabat di Sleman. Orang-orang bersiap pergi ke kedai warung, berkumpul dengan yang lain untuk mendukung tim kami yang bakal main. Minggu yang mencemaskan dan orang-orang itu pergi dengan raut muka tegang. Terlebih lawan petang nanti adalah Malang. Sebagai catatan di musim kompetisi sebelumnya, setiap kami bertemu hari-hari yang biasa menjadi lebih menguras emosi. Maka hasil akhir laga hari ini adalah harga diri. Dua laga sebelumnya, PSS baru mengemas sebiji poin hasil dari sekali seri dan sekali kalah. Ditambah Malang juga belum mendapat tiga poin di dua laga awal, pertarungan tentu bakal berjalan sengit.

Sehari sebelumnya, lini masa sudah berapi-api dengan tanda pagar #MenangAtauHengkang. Buah dari keadaan tim yang belum kunjung membaik. Sebab sejak berganti kepemilikan klub, rasanya media ofisial malah menjauh dari fans. Interaksi jarang terjadi, tak seperti waktu-waktu yang lalu. Berbagai macam kritikan membanjiri, tak cuma lewat cuitan. Menuntut kemenangan di laga petang nanti.

Mood suporter membaik jelang peluit kick off. Sisi kiri pertahanan diisi Samsul yang dua laga sebelumnya tak jadi starter. Evans juga ditarik ke belakang berduet dengan Maslac. Misba, Kim, dan Fitra dipercaya mengisi tiga di tengah. Irkham dan Irja diandalkan di pos depan seperti biasa. Kami hampir saja berjingkrak andai saja Rafi Angga tak gagal menyentuh bola di mulut gawang pada awal laga. Mood apik tiba-tiba berantakan saat Evans kalah duel udara, bola mentah menjadi makanan enak pemain lawan dan kami tertinggal.

Lagi-lagi tim kami bermain bola lambung, berharap keberuntungan dan kelengahan lawan. Harapan akan kemenangan kembali mencuat semenit sebelum jeda babak pertama. Umpan pojok Irja tak disia-siakan Maslac, tandukkannya berbuah gol. Menjadi penyeimbang sekaligus gol debut baginya.

“Get up”

“Come on”

“Take what you need and be on your way”

Penggalan lirik lagu di atas teringat di jeda paruh waktu. Berusaha menegaskanku supaya tetap yakin akan kemenangan. Sebab sudah lama kami tidak bersorak-sorai, berucap syukur atas poin tiga. Skor yang kembali imbang bakal membuat permainan lebih terbuka. Kami yakin tim bakal habis-habisan mengejar tiga angka untuk seluruh pendukungnya. Seperti yang dijanjikan sebelum laga. Dan kami akan punya 45 menit kedua yang menggairahkan.

Pemain anyar kami menjalani debut di babak kedua. Ia menjadi tandem bagi Irja dan Irkham di pos penyerangan. Sukarta yang dua laga awal tak mendapat tempat mengisi gelandang bertahan sebagai penyegaran. Arsyad dan Dery juga dimainkan, sinyal bahwa tim benar-benar bakal berjuang untuk tiga angka.

Gol akhirnya tiba. Oleh serangan balik cepat, Arsyad yang kita tahu selalu tampil tak maksimal melaju kencang di sisi kiri, melepaskan umpan nyaman ke Juninho. Sontekan berkelas menjadi gol perdana untuknya, untuk tim, dan untuk kemenangan kami. Ia bisa menjadi garansi. Sejak gol itu pemain-pemain kami menjadi lebih percaya diri. Dimanapun suporter PSS menonton, ku yakin euforianya pasti pecah. Frustasi di pekan-pekan yang lalu berganti menjadi harapan. Perasaan muram menjadi rasa senang yang ekstrim.

Pertandingan nyaris berada di ujung waktu dan suporter di layar kaca semakin membara. Tim harus menyelesaikan emosi yang meluap-luap ini dan membiarkan kami mengakhiri pekan dengan tersenyum sumringah. Bola meninggalkan garis lapangan, menghasilkan tendangan gawang buat Ega. Satu detik kemudian wait meniup peluit panjangnya. Begitu laga usai, momen gol kedua Juninho masih terngiang-ngiang di kepala. Aku langsung berlari menuju kasur, dengan tangan terentang seperti anak kecil. Melongo kemudian meledak oleh rasa kejut yang menyenangkan.

PSS dan sepak bola selalu menyuguhkan apa yang tak bisa kita bayangkan. Kebahagian dan kekalahan yang pernah kita rasakan bersama. Momen dimana semua yang kita lihat dulu dan sekarang terasa baik-baik saja, padahal tidak. Dinamika dalam sepak bola selalu berjalan naik turun. Kesenangan tak berlangsung selamanya, begitu juga rasa frustasi. Oleh karenanya menjadi penyeimbang bagi tim ketika tak berjalan adalah sesuatu yang penting bukan?

Terima kasih untuk perjuangan hari ini. Akhir pekan kami indah, dan tentu saja mengusir kemurungan dua pekan terakhir.

“And stop crying your heart out”

“Stop crying your heart out..”

 

ditulis oleh: Pandhus

Recent Posts

Social Media